Kontinum.org – Jurnal Antiotoritarian Online

Teks

TENTANG SUBYEK REVOLUSIONER

July 20, 2010 by in Artikel with 8 Comments

Catatan Dari Diskusi Offline Internal Kontinum [Parakita] #2

Seperti apakah rupa organisasi revolusioner? Ada banyak tanggapan dan argumen tentang hal ini. Salah satunya seperti apa yang digambarkan Felix Guattari (1930-1992) seorang militan radikal Perancis, psikiatris dan pemikir. Namanya sering dilekatkan dengan Gilles Deleuze, maestro filsafat abad modern. Reputasi, pengaruh dan pengakuan akan posisi mereka berdua dapat tergambarkan dari pernyataan Michel Foucalt, “suatu saat abad ini akan dikenang sebagai abad Deleuze-Guattarian”.

Situasi Latar

Tinjauan Guattari berasal dari pengamatan dan kesimpulannya mengenai sifat dasar kelompok. Pandangan-pandangannya sangat dipengaruhi oleh aktifitas dan keterlibatannya pada gerakan radikal, serta situasi politik saat itu, dimana Partai Komunis Perancis, dan seluruh Partai Komunis di dunia semenjak Bolshevik berkuasa, menunjukkan kemunafikannya dalam praktik-praktik politik revolusioner.

Sebagai seorang radikal yang sebelumnya berkecimpung dalam dunia psikiatri, gagasan dan pemikiran Guattari banyak terlahir berkat keterlibatannya pada sejumlah organisasi-organisasi politik sayap Kiri dan kontribusinya pada beberapa asosiasi psikiater.

Dari riset dan pengalaman politiknya, ia menyimpulkan bahwa ada distorsi dalam teori-teori radikal (misalnya Marxisme ortodoks) yang diklaim sebagai landasan gerakan partai-partai Marxis, yang tidak menghadirkan pembebasan proletariat, melainkan justru kediktatoran elit dan totalitarianisme.

Menurut Guattari, problemnya tidak sekedar strategi dan taktik politik, tetapi juga mencakup hingga apa yang disebut sebagai ketidaksadaran sosial alamiah (social nature of unconscious) yang membangun pola relasi dan sikap antar kelompok. Misalnya sebagai posisi gerakan revolusioner yang menganut doktrin sebagai partai pelopor (vanguard), yang seolah-olah paling berhak menentukan jalan apa yang harus ditempuh proletariat dalam menuju revolusi, merupakan sebuah hal kontrarevolusioner dalam upaya membangun tatanan baru.

Menurutnya, organisasi revolusioner justru HARUS-lah bisa mendorong proletariat agar bisa mengartikulasikan hasratnya sendiri, dan bukannya menjadi kaku, hirarkis, merasa berhak mewakili dan paling tahu akan kebutuhan dan keinginan para pekerja.

Subjected/Subjugated Group

Guattari menganalisa sifat dasar kelompok berdasarkan sudut pandang dan teori psikiatri radikalnya. Dalam teorinya mengenai sifat dasar kelompok, Guattari membagi dua jenis kelompok yaitu subjected group atau subjugated group dan group-subject.

Kelompok pertama, atau subjected/subjugated group memiliki  beberapa sifat dasar :

1. Dideterminasi oleh kelompok lain

Sifat ini mengarah kepada penjelasan bahwa suatu subjected group mengalami dependensi atau ketergantungan terhadap kelompok lain sebagai akibat dari adanya determinasi kelompok lain tersebut. Dengan demikian, sifat ini meniscayakan bahwa subjected group tidaklah otonom dalam artian mustahil bergerak dengan sendirinya. Subjected group hanya bergerak dari dikte kelompok berpengaruh terhadapnya ataupun dari variabel lain yang mempengaruhinya baik itu internal maupun eksternal.

2. Menyelenggarakan konsep dan aturan tradisional.

Suatu subjected group memiliki  tata aturan yang berjalan secara tradisional dan terus menerus. Aturan ini bisa saja berupa  norma hukum dan hukum praksis yang mendisiplinkan, mengekang dan mengontrol. Tentu saja hal ini menimbulkan kontra dan penolakan terhadap aturan  progresive inovatif yang berada diluar kerangka aturannya sendiri. Kebebasan terhadap aturannya adalah haram dan akan berujung terhadap pemaksaan untuk menerima aturan yang berarti pelanggaran akan berhadiah sanksi. Meskipun dalam sebuah masayarakat dimana individunya memiliki potensi kreatif yang menguntungkan untuk kehidupan bersama tetapi tidak sesuai tata aturannya tetap tidak diperbolehkan untuk mengartikulasikan potensinya tersebut.

3. Menyelenggarakan hirarki dan bentuk-bentuk eksklusifitas

Dalam subjected group, hirarki menjadi sesuatu yang pasti keberadaannya. Terdapat tingkatan-tingkatan posisional yang mengontrol kelompok. Jelas bahwa sifat ini mendiskriminasi anggota kelompok dalam hal akses terhadap apa saja. Terdapat eksklusifitas yang menjadi pembeda paling mencolok di berbagai hal. Perpaduan antara hirarki dan eksklusifitas menjamin ketidaksetaraan antara bagian kelompok termasuk anggota dalam dan terhadap apa saja.

Dari beberapa sifat subjected group seperti diatas membentuk fantasi kelompok disekitar objek-objek institusional yang bersifat pasti dan membangun sifat parasit patologis dalam individu. Hal ini sangat wajar ketika misalnya sifat hirarki dan eksklusifitas  memposisikan seseorang sebagai penguasa yang tidak melakukan kontribusi terhadap kehidupan bersama. Disebut parasit karena ia telah menumpang terhadap kontribusi individu lain. Sementara bersifat patologis karena pada dasarnya ia memiliki potensi untuk berkontribusi tetapi tidak terejawantahkan. Sehingga dengan sendirinya menggerogoti dirinya dan individu lain karena harus melakukan kontribusi ektra untuk menutupi kekurangan akibat tidak terjawantahkannya potensi kontribusi si penguasa tadi.

Subject-Group

Sementara itu subject-group adalah kelompok yang memiliki sifat kebalikan dari subjected group di atas. Subject-group memiliki sifat dasar diantaranya seperti melakukan promosi hukum, proyek, dan tindakannya sendiri dalam hubungannya dengan kelompok lain. Subject-group membuka dirinya bagi ketidakberhinggaan (infinitude), berusaha mengartikulasikan signifikansi baru, dan membentuk mode-mode interaksi baru.

Sebuah subject-group seharusnya mengupayakan penciptaan tatanan yang memungkinkan elemennya, dalam hal ini anggotanya, untuk bisa suka rela mengartikulasikan hasratnya. Subject-group selanjutnya menciptakan fantasi-fantasi yang berfungsi sebagai fantasi transisional seperti yang dipakai kelompok untuk mentransendensikan tindakan yang diarahkan oleh dirinya sendiri.

Subject-group tidak mendukung hirarki komando vertikal atau distribusi aturan secara horizontal konvensional, tetapi  membangun sesuatu yang non-ortodoks, relasi saling melintang antara pelbagai level kelompok atau institusi.

Implikasi

Sebelum berkolaborasi dengan Gilles Deleuze, teori-teori psikologi dan sosial Felix Guattari telah lebih dulu memiliki implikasi politis. Salah satunya melalui kritik dahsyatnya terhadap Partai Komunis beserta seluruh ortodoksi para Marxis. Inilah yang membawanya pada konsep ‘subjected group’ dan ‘subject-group’, salah satu ide dari sentralnya mengenai organisasi dan masyarakat (kelas pekerja, proletariat).

Konsep mengenai subjected group dan subject-group diperkenalkan oleh Guattari dalam esainya berjudul ‘La Transversalite’ (1964), juga dalam karya terkenalnya Molecular Revolution yang pertama terbit tahun 1977. Topik yang sangat penting ini kemudian perhatian terutama karena turut berkontribusi dalam menyulut peristiwa-peristiwa revolusioner abad 20 seperti Paris Mei ‘68.

Sebelum mengembangkan mengenai teori sifat dasar kelompok ini, awalnya Guattari merumuskan sebuah teori tentang hasrat individual serta ketidaksadaran sosial dam politik. Awalnya Guattari mereferensi Lacan, dan kemudian mengembangkan teorinya sendiri. Teori hasrat dan teori kelompok ini dikemudian hari dikembangkan lebih lanjut menjadi teori politik mikro hasrat.

Rekannya, Deleuze, turut melakukan review atas pemikiran Guattari seperti esainya dalam jurnal Semiotext(e) berjudul ‘Three Groups Problems’ (1977). Pertalian pemikiran Guattari mengenai sifat psikis sosial kemudian berkembang bersamaan kolaborasinya dengan filsafat Deleuze yang menganalisa mengenai sifat molar dan molekular suatu tatanan.

Tinjauan Guattari membuat irisan antara Freud dan Marx yakni mengenai sifat libidinal alamiah dari kelompok serta ketidaksadaran alamiah secara sosial. Dimana sebagai kesimpulan praktisnya adalah bahwa aksi-aksi revolusioner yang dilancarkan oleh subject-group (subyek revolusioner) mestilah sebagai penghancuran kode-kode sosial yang mapan dengan seluruh struktur dominasinya.

Tagged , , ,

Related Posts

8 Comments

  1. kontinumJul 20, 2010 at 7:26 amAuthor

    Catatan agak telat dari diskusi internal para partisipan Kontinum

    Cheers,
    Tim K!

  2. handaru pirataJul 20, 2010 at 5:14 pm

    keren nih bahasannya. terutama buat nampilin sisi proaktif guattari yg cenderung tenggelam di balik nama besar deleuze hehehehehe,,,

    guattari jg deket loh ma beberapa marxis otonomis kaya antonio negri (salah satu penulis “empire”) dan beberapa komunis antinegara. kl ditelusuri lbh jauh lagi, pemikiranpemikiran guattari bisa ngebantu analisa antiotoritarian kontemporer, terutama buat merekamereka yg nyoba nyari sisi menarik dari non-anarkis — komunis antinegara, misalnya — yg mengkritisi peradaban.

    guattari emg ga sedahsyat cammatte dlm mengkritisi domestifikasi sbg kepanjangan tangan dr peradaban. tapi guattari, ngasih banyak masukan dgn analisa psikologinya terhadap kemapanan peradaban modern.

    panjangumur selsel otonom dan sporadis.
    panjangumur individuindividu liar yg terus melawan domestifikasi.
    panjangumur perlawanan antiperadaban.
    panjangumur perangsosial!

    http://www.katalis.tk

  3. Uknown soldierJul 20, 2010 at 11:02 pm

    “Aiaiaiai.. Aiaiaiai.. I’m talking about big monkey man.”

    we all just big monkey man hanging around without head to the ground. So, why be complicated

  4. kontinumJul 21, 2010 at 3:56 amAuthor

    Panjangumur kamerad-kamerad katalis!

  5. Ishmael YahalahJul 21, 2010 at 4:46 am

    sebenarnya bukan untuk menandingi Deleuze, tetapi merebut kembali sisi2 radikal dari pemikir dan pemikiran kontemporer yang terlalu identik dengan posmodernisme kalap. yang tidak lebih dari subkultur para intelektual, dosen, penulis, atau mahasiswa kelas menengah yg manja yang butuh asupan pembenaran untuk sikapnya.

    guattari menawarkan sisi radikal yg relatif genuine dr deleuze, karena lahir dari latar belakang psikonalisa dan profesinya dalam psikiatri.

    kolaborasinya dgn filsafat deleuze menjadi sesuatu yg dahsyat terutama pada konsep2 jejaring dan sifat molekularis yang tidak bisa diterima atau diimajinasikan oleh kaum radikal mainstream konvensional, yang cenderung ekonomistik, determinis dan ortodoks.

    tapi sekali lagi, ini cuma teks…! lampaui dan jangan terperangkap di dalamnya…!

  6. sitti qamariahJul 23, 2010 at 1:05 pm

    Unknown soldier: ur English is so complicated boy..

  7. dioJul 24, 2010 at 12:17 pm

    Kelompok yang berkuasa dan ideologi yang berkuasa… Kenyataan ini tak bisa diabaikan dan tidak bisa kelas pekerja langsung bergerak pada penghancuran kapitalisme… selain itu, realitas itu bersejarah karena itu sejarah masyarakat dan seperti apa masyarakat masa kini harus diteliti dan dipahami dengan sebenarnya sebenarnya…

  8. Alisa Dita NaimpianJul 27, 2010 at 10:45 am

    Benar sekali bahwa sejarah harus di teliti sebenar-benarnya, termasuk mampu melihat kesalahan dari sejarah itu. Sayangnya sebagian justru mengulangi kesalahan yang sama dan mengagung-agungkannya.lebih parah, jika sejarah yang diamini adalah interpretasi usang yang ditelan mentah-mentah lalu dicecoki turun temurun.

    Tapi memang, beginilah kekuasaan mengkodekan pikiran kita untuk tidak keluar dari yang dinginkannya. Termasuk mendefinisikan”revolusioner” dalam konteksnya.
    bukan sebagai penghancuran kode-kode yang berpotensi melibas yang mapan yaitu “kekuasaan”..

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Call For Papers – Jurnal Kontinum
Tulisan Terbaru
Flash News
Terbitan Terkini !