“PEMIMPIN MEMBUAT KAMI LEMAH”
Wawancara Kontinum bersama petani yang berjuang melawan PTPN XIV, di sela-sela aksi menghalau PTPN XIV keluar dari tanah warga
Wawancara Kontinum bersama petani yang berjuang melawan PTPN XIV, di sela-sela aksi menghalau PTPN XIV keluar dari tanah warga
Sejak meletusnya aksi protes petani Takalar yang dihadang dengan meletusnya pula senapan Brimob, begitu banyak komentar yang mengarah pada aksi-aksi langsung yang dilakukan petani maupun permasalahan pergulaan nasional. Akan tetapi, kejadian ini gagal dianalisa sebagai sirene akan kegilaan industri. Bagaimana relasi perampasan tanah petani di Takalar dengan mode konsumsi dan produksi kapitalisme mutakhir?
Di Polongbangkeng Utara dan Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, sekitar 50 km dari Makassar, selama lebih dari 27 tahun tanah petani dirampas untuk ditanami tebu oleh Pabrik Gula PTPN XIV (persero)
Masalahnya tidak terletak pada siapa yang memiliki, asing atau domestik, swasta ataukah negara. Namun watak apa yang terkandung di baliknya. Dan watak sosial lahir dari relasi sosial yang eksis di dalamnya
Tinjauan Alternatif atas Agenda Nasionalisasi Tak sebagaimana yang sering diklaim, nasionalisasi tidaklah dengan serta merta menegasikan infrastruktur kapitalis, alih-alih membangun sosialisme. Mari lihat Venezuela, rujukan populer para pengusung nasionalisasi. Meski pemerintahan Hugo Chávez menasionalisasi beberapa perusahaan besar, menggelontorkan $ 13,3 milyar untuk membangun perumahan, program pendidikan dan kesehatan, bukan berarti arus modal dan investasi yang masuk ke Venezuela terhambat. Indikator
Load Times Plugin made by Cheap Web Hosting
Komentar